Informasi Terpercaya dan Terkini

Tanggul Sungai Lusi Purwodadi Kembali Retak, Ancaman Longsor Mengancam Warga

Tanggul Sungai Lusi Kembali Longsor, Ancaman Keselamatan Warga Meningkat

Tanggul di tepi Sungai Lusi, Kelurahan Kuripan, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan kembali mengalami longsoran pada Rabu 12 November 2025. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran terhadap akses jalan warga RT 01 RW 07 yang berada di sekitar sungai.

Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan, kerusakan tanggul terjadi sepanjang sekitar 57 meter dengan lebar sekitar 4 meter. Kepala Pelaksana BPBD Grobogan, Wahju Tri Darmawanto, menjelaskan bahwa hasil assessment pada 26 September 2025 menunjukkan struktur beton tanggul bergeser dan muncul retakan memanjang. Ia menambahkan bahwa badan jalan di atas tanggul mulai ambles sementara vegetasi di sekitar lokasi tidak mampu menahan pergerakan tanah.

Potensi longsor susulan cukup tinggi, terutama saat curah hujan meningkat atau debit Sungai Lusi naik. Untuk itu, BPBD Grobogan telah merekomendasikan penanganan darurat dan permanen guna mencegah kerusakan yang semakin meluas.

Penanganan darurat mencakup pemasangan rambu peringatan serta pembatasan aktivitas warga di titik kritis, sedangkan penanganan sementara dilakukan dengan karung pasir di titik-titik kritis. Solusi permanen yang direkomendasikan meliputi perkuatan tanggul dengan gabion atau batu kali, serta pengurukan berlapis menggunakan geotekstil, pemasangan drainase dan revegetasi.

Pembenahan Sebelumnya Tidak Berhasil Memastikan Kestabilan

Ketua RT 01 RW 07 Kelurahan Kuripan, Heri, menyatakan bahwa tanggul telah diperbaiki oleh Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana (BBWS) hanya dua pekan lalu, namun sekarang kembali longsor. “Dulu sudah pernah diperbaiki BBWS, tapi belum genap satu bulan tanggul sudah longsor lagi,” ungkap Heri.

Ia menjelaskan bahwa setelah perbaikan berupa trucuk bambu, karung pasir dan geotekstil, retakan malah semakin melebar dan akhirnya menyebabkan longsor. Heri juga menyebut bahwa setiap kali elevasi Sungai Lusi meningkat, air kerap melimpas ke tanggul sehingga mengikis tepi sungai di sisi selatan atau sisi kiri dari arah timur.

Ia menduga saluran pembuangan air di belakang rumah warga turut memperparah kondisi tanggul. Saluran tersebut katanya “kemarin sudah ditutup oleh BBWS.” Warga setempat lainnya, Djupri menyampaikan kekhawatirannya, “Kami takut kalau longsoran itu meluas dan menimpa rumah warga.”

Ancaman Terhadap Keselamatan Penghuni Pinggir Sungai

Kondisi medan dan struktur tanggul yang longsor menunjukkan bahwa ancaman bukan sekadar kerusakan fisik saja, tetapi juga potensi keselamatan penghuni pinggir sungai. Dari sisi teknis, tanggul yang bergeser dan retak memanjang menunjukkan bahwa pondasi dan sistem penahan tanah sudah melemah, terutama setelah vegetasi di lokasi dinilai tidak mampu menahan pergerakan tanah.

BPBD menegaskan bahwa penanganan tidak bisa hanya bersifat darurat. Jika solusi permanen tertunda, maka setiap hujan deras atau kenaikan debit Sungai Lusi bisa memicu kerusakan lebih besar. Pemerintah daerah melalui BPBD juga telah mengirimkan surat permohonan penanganan ke BBWS Pemali Juana pada akhir September 2025 agar segera ada tindak lanjut.

Namun, meskipun perbaikan telah dilakukan, warga menyebut bahwa kerentanan tetap tinggi dan kondisi retakan serta longsoran kembali muncul dalam waktu singkat.

Permasalahan Struktural yang Masih Mengancam

Dari sisi historis, Sungai Lusi memang dikenal rawan sedimentasi dan limpasan air yang membuat tanggul di sekitarnya mengalami tekanan besar, seperti yang pernah dikabarkan ketika elevasi Sungai Lusi naik ke angka siaga. Penanganan struktural seperti normalisasi sungai dan peninggian tanggul bagian kiri, terutama di kota Purwodadi, sempat disuarakan oleh pihak Dinas PUPR Grobogan sebagai langkah strategis agar kejadian serupa tidak terus berulang.

Tapi kondisi di lapangan menunjukkan bahwa meskipun perbaikan sementara sudah dilakukan, kerentanan tetap tinggi dan masyarakat di sekitar masih berada dalam situasi was-was setiap kali hujan deras mengguyur wilayah tersebut.

Langkah Kolaborasi untuk Solusi Jangka Panjang

Ke depannya, koordinasi antara BPBD Kabupaten Grobogan, BBWS Pemali Juana, dan pemerintah kelurahan Kuripan harus diperkuat agar solusi permanen bukan hanya rencana saja, melainkan tindakan yang terukur dan tepat waktu. Longsoran tanggul di tepi Sungai Lusi semakin mendesak perhatian nyata agar akses jalan warga di RT 01 RW 07 Kelurahan Kuripan, Purwodadi, Grobogan tidak benar-benar putus total dan tidak berkembang menjadi bencana besar ketika hujan deras melanda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *