Ciptawarta.com – Dataran Tinggi Golan telah menjadi saksi dari konflik antara negara Muslim dan Israel di masa lalu. Pada tahun 1948, Israel memproklamasikan kemerdekaannya sebagai negara Yahudi dan sejak itu mereka mulai memperluas pengaruhnya dengan mencaplok sejumlah wilayah di sekitarnya. Beberapa wilayah tersebut berada di luar Palestina dan sebagian direbut setelah kemenangan Israel dalam perang melawan koalisi negara Arab. Salah satu wilayah yang masih diperebutkan hingga saat ini adalah Dataran Tinggi Golan.
Dataran Tinggi Golan adalah wilayah berbatu yang terletak di barat daya Suriah. Wilayah ini memiliki luas sekitar 1.000 km persegi dan berjarak sekitar 60 kilometer dari barat daya Damaskus. Pada awalnya, Dataran Tinggi Golan berada di bawah kendali Suriah dan digunakan sebagai pangkalan untuk melancarkan serangan udara terhadap Israel. Namun, setelah Perang Enam Hari pada tahun 1967, Israel berhasil merebut wilayah tersebut dan memegang kendali penuh.
Akibatnya, sebagian penduduk Suriah yang tinggal di Dataran Tinggi Golan dipaksa untuk mengungsi atau diusir dari wilayah tersebut. Meskipun Suriah mencoba merebut kembali wilayah ini pada Perang Yom Kippur tahun 1973, upaya mereka tetap gagal. Pemerintah Suriah terus berusaha untuk mengembalikan Dataran Tinggi Golan, namun Israel juga berusaha keras untuk mempertahankannya.
Hingga saat ini, Dataran Tinggi Golan masih menjadi wilayah yang diperebutkan antara Suriah dan Israel. Meskipun demikian, kedua negara terus berusaha untuk mencapai kesepakatan damai yang dapat mengakhiri konflik di wilayah tersebut. Namun, sampai saat ini upaya tersebut masih belum membuahkan hasil yang memuaskan.