Ciptawarta.com – Indonesia yang kini berusia 79 tahun, masih belum sepenuhnya menyadari potensi ekonominya meskipun sebagai negara berkembang yang kaya akan sumber daya alam. Menurut eks Ketua Komisi III DPR, Pieter Cannys Zulkifli, hal ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti korupsi, ketergantungan pada ekspor komoditas, dan investasi yang kurang memadai dalam sumber daya manusia.
“Ketergantungan berlebihan pada satu komoditas, korupsi, dan kurangnya inovasi adalah beberapa faktor yang sering disebut sebagai kutukan sumber daya alam. Indonesia, dengan kekayaan alam yang melimpah, juga tidak luput dari ancaman kutukan ini,” ujar Pieter pada Sabtu (3/8/2024).
Selama beberapa dekade, Indonesia telah berjuang melawan kutukan sumber daya alam yang menyebabkan negara yang kaya akan sumber daya alam masih mengalami kemiskinan dan ketimpangan. Korupsi juga merajalela, terutama di sektor sumber daya alam.
Pieter menjabarkan bahwa kasus korupsi di sektor sumber daya alam cukup banyak, mulai dari pertambangan ilegal hingga penyalahgunaan dana hutan. Hal ini menunjukkan bahwa praktik korupsi masih merajalela di sektor ini dan berdampak pada hilangnya potensi pendapatan negara serta kerusakan lingkungan.
Akar kutukan sumber daya alam Indonesia dapat ditelusuri kembali ke sejarah kolonialnya, ketika Belanda hanya fokus pada eksploitasi kekayaan alam Nusantara. Bahkan setelah merdeka, negara ini masih sangat bergantung pada ekspor komoditas.
