ciptawarta.com – JAKARTA – Bank Indonesia masih perlu mempertahankan suku bunga acuan, BI Rate, di level 6,25% pada periode Agustus 2024. Hal ini disarankan oleh Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI, Teuku Riefky, dengan beberapa pertimbangan.
Pertama, inflasi umum menurun menjadi 2,13% (y.o.y) pada Juli 2024 dari 2,51% pada Juni 2024. Penurunan ini dipengaruhi oleh harga pangan pascapanen yang turun dan permintaan yang lebih rendah setelah Idul Adha.
“Meskipun inflasi inti naik sedikit menjadi 1,95% (y.o.y) pada Juli 2024, namun ini disebabkan oleh kenaikan harga emas perhiasan, kopi, dan pendidikan,” kata Riefky dalam keterangannya, Rabu (21/8/2024).
Selanjutnya, ada kemungkinan The Fed akan memangkas suku bunga yang mencapai level tertinggi sejak pertengahan 2020. Hal ini akan membuat arus modal masuk ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Akibatnya, Rupiah mengalami apresiasi sebesar 3,21 persen (m.t.m.) dalam 30 hari terakhir.
Rupiah juga terapresiasi sebesar 3,80% menjadi Rp15.675 per USD antara 30 Juli dan 14 Agustus, didukung oleh arus modal masuk di tengah ekspektasi penurunan suku bunga The Fed.
Selain itu, cadangan devisa Indonesia juga meningkat sebesar USD5,2 miliar, kenaikan bulanan tertinggi sejak Desember 2023.
Namun, Riefky mengingatkan bahwa pemotongan suku bunga yang terlalu cepat dapat meningkatkan volatilitas mata uang RI dan berpotensi melemahkan rupiah karena dapat memicu arus modal keluar.
Karenanya, untuk menjaga perbedaan suku bunga dan menstabilkan mata uang, BI perlu menyelaraskan momentum penurunan suku bunga dengan pelonggaran moneter the Fed. “Oleh karena itu, BI perlu menahan suku bunga acuannya di 6,25% pada rapat dewan gubernur bulan Agustus ini,” ujar Riefky.
Riefky juga menilai bahwa pemotongan suku bunga acuan yang terlalu dini berisiko mendorong arus modal keluar sehingga meningkatkan volatilitas dan memicu depresiasi rupiah. Sehingga, BI perlu menahan suku bunga acuannya di 6,25 persen pada rapat dewan gubernur BI Agustus ini agar sejalan dengan momentum pemotongan suku bunga the Fed untuk menjaga perbedaan tingkat suku bunga.