ciptawarta.com – PT PLN (Persero) terus mempertahankan kinerja PLTA Bengkok, salah satu pembangkit listrik tenaga air tertua di Indonesia yang terletak di Bandung, Jawa Barat. Ini menunjukkan komitmen dan kemampuan PLN dalam memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT).
Beroperasi sejak 1923, PLTA Bengkok dikelola oleh subholding PLN Indonesia Power (PLN IP) dan menjadi sumber listrik bersih bagi Bandung dan sekitarnya. Pembangkit ini juga diakui sebagai bangunan cagar budaya di Kota Bandung. Untuk menjaga orisinalitasnya, PLTA Bengkok masih menggunakan mesin dan peralatan asli yang dioperasikan secara manual.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menyatakan, keberadaan PLTA Bengkok sebagai produsen listrik adalah bukti perjalanan panjang PLN dalam memanfaatkan EBT. “Kami memiliki pengalaman yang panjang dalam mengelola pembangkit EBT. Sejak Indonesia merdeka, kami telah berhasil mengoperasikan PLTA Bengkok. Meskipun telah berusia lebih dari satu abad, pembangkit ini masih beroperasi secara optimal,” kata Darmawan di PLTA Bengkok, Bandung, Selasa (3/9/2024).
Darmawan menambahkan, keberhasilan PLN dalam mengelola PLTA Bengkok juga mencerminkan semangat PLN dalam melakukan transisi energi. “Pembangkit ini mencerminkan semangat PLN sebagai tulang punggung transisi energi. Kami yakin dapat mencapai Net Zero Energy (NZE) seperti yang diharapkan,” ujar Darmawan.
Senior Manager PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Saguling, Doni Bakar menjelaskan, PLTA Bengkok memiliki empat unit pembangkit di dua lokasi yang berbeda. Di lokasi utama PLTA Bengkok, terdapat tiga unit pembangkit dengan total kapasitas 3 x 1.050 kilowatt (kW). Sementara itu, satu unit lainnya adalah PLTA Dago yang memiliki kapasitas 700 kW. Sehingga, total pembangkit ini mampu menghasilkan listrik bersih sebesar 3,85 Megawatt (MW).
“PLTA Bengkok melayani wilayah Sukaresmi, Dago, dan Bengkok sendiri. Namun, seiring dengan meningkatnya kebutuhan listrik, PLTA Bengkok juga menjadi penyuplai listrik pendukung untuk Kota Bandung,” jelas Doni.
Doni menambahkan, PLN terus melakukan pemeliharaan rutin untuk menjaga keandalan operasional PLTA Bengkok. Ada dua jenis pemeliharaan berkala yang dilakukan, yaitu preventive maintenance dan periodic maintenance. Selain itu, inspeksi umum juga dilakukan setelah 24.000 hingga 30.000 jam operasi. Kemudian, setiap 40.000 hingga 45.000 jam operasi, atau setiap 6-7 tahun, dilakukan overhaul untuk seluruh komponen PLTA Bengkok.
Dengan upaya-upaya tersebut, PLTA Bengkok tetap beroperasi dengan baik meskipun telah beroperasi selama lebih dari 100 tahun. “Kami berkomitmen untuk menjaga PLTA Bengkok tetap menjadi pembangkit energi hijau yang berkelanjutan. Ini merupakan bagian dari sejarah panjang penggunaan energi ramah lingkungan di Indonesia,” tutup Doni.