Ciptawarta.com JAKARTA – Terdapat sebagian alasan negara- negara Eropa masih membutuhkan gas alam cair ( LNG ) Rusia. Salah satunya akibat Ibu Kota Rusia kerap memberikan harga jual yang relatif miring dari kompetitor.
Uni Eropa (UE) terus mempercepat upaya diversifikasi energi agar bukan lagi bergantung pada Rusia. Langkah strategisnya sanggup dilihat dari pembangunan ekonomi besar pada infrastruktur seperti pengerjaan jaringan pipa lalu terminal gas alam cair (LNG).
Meski terjadi penurunan signifikan pada ketergantungan terhadap gas Rusia selama beberapa waktu terakhir, masih ada sebagian negara Eropa yang dimaksud tercatat sebagai importir LNG Rusia terbesar. Lalu, apa sebenarnya alasan negara-negara itu sulit lepas?
Alasan Negara-negara Eropa Sangat Membutuhkan LNG Rusia
1. Kebutuhan yang Besar
Sejak lama, Eropa mempunyai keinginan energi yang digunakan sangat tinggi. Di antaranya untuk mengoperasikan sektor industri, memenuhi permintaan pemanas rumah tangga hingga perihal transportasi.
Nah, di tempat di tempat ini LNG Rusia merupakan salah satu sumber pasokan yang mana sudah ada lama diandalkan untuk memenuhi permintaan tersebut. Melansir S&P Global, walau ada penurunan pasokan selama beberapa waktu terakhir, Rusia masih menjadi pemasok LNG penting bagi Eropa. Hal ini juga diakui para pelaku pasar, setidaknya di jangka pendek.
“Jika Eropa masih mengimpor LNG dari Rusia, itu akibat ada kebutuhan,” kata individu tukang jualan gas yang tersebut berbasis pada Prancis.
“Dengan pemasok utama kami yang lain, seperti Norwegia, yang tersebut beroperasi pada kapasitas maksimum, akan sulit untuk menghentikan aliran LNG Rusia sepenuhnya. Kami masih belum sepenuhnya meninggalkan dari krisis.” imbuhnya.
Sejalan dengan kondisi yang mana ada, pangsa di tempat sana masih menganggap perlunya mengimpor LNG Rusia guna mensubsidi permintaan pasokan. Mereka juga mengamati penghentian total sumber daya yang dimaksud sebagai skenario yang tersebut bukan kemungkinan besar terjadi di jangka pendek.
2. Keterbatasan Pasokan Alternatif
Seiring usahanya lepas dari jeratan gas cair Rusia, negara-negara Eropa sebenarnya telah melakukan banyak hal. Di antaranya mencari sumber pasokan alternatif, seperti Amerika Serikat hingga Qatar.
Namun pasokan LNG dari negara yang dimaksud memang sebenarnya belum sepenuhnya mampu menggantikan jumlah agregat gas dari Rusia. Singkatnya, proses transisi ini masih memerlukan waktu yang cukup lama ke depannya.
3. Harga Kompetitif
LNG Rusia kerap ditawarkan dengan nilai tukar yang dimaksud lebih banyak kompetitif dibandingkan pemasok lain. Hal ini menciptakan negara-negara Eropa tergoda untuk masih membelinya, walaupun ada konflik geopolitik.
Mengutip The Guardian, Rusia bahkan disebut menyalip Qatar sebagai pemasok LNG terbesar kedua di area Eropa pasca Amerika Serikat pada 2024. Di tahun itu, Eropa mendatangkan 49,5 miliar meter kubik (bcm) gas Rusia melalui jaringan pipa serta 24,2 bcm lagi di bentuk cairan dingin melalui kapal.