Ciptawarta.com JAKARTA – Menteri Koordinator Area Perekonomian Airlangga Hartarto menyindir orang kaya selama Indonesia yang digunakan doyan berbelanja pada luar negeri daripada di area Tanah Air. Setidaknya ada 10 jt orang tajir yang tersebut rela mengeluarkan uangnya untuk mendapatkan item asing.
Dia menyayangkan, sikap kelompok kelas menghadapi yang tersebut lebih tinggi memilih item luar ketimbang lokal. Padahal, uang yang dibelanjakan cukup besar serta jadi daya dorong bagi perekonomian nasional.
“Persoalan kita cuman satu, yaitu dalam tier satu, yang tersebut paling berhadapan dengan 10 jt orang itu, yang belanjanya kadang bukan pada Indonesia,” ujar Menko Airlangga pada waktu kompetisi BNI Pemodal Daily Round Table serta BNIdirect Appreciation Night 2024, Rabu (15/1/2025).
Dia mengaku terjadi sensitivitas harga jual alias price sensitive, dimana inovasi nilai suatu item mempengaruhi perilaku konsumen. “Ini yang tersebut price sensitive terhadap komoditas yang dimaksud tersedia lalu juga terhadap assortment, jenis jumlah keseluruhan barang. Nah ini kebanyakan merek belanjanya tidak ada dalam Indonesia,” paparnya.
Sekalipun begitu, Airlangga memverifikasi indeks konsumsi masih cukup tinggi. Klaim ini mengacu pada banyak acara yang mana dilakukan beberapa waktu lalu.
Seperti, Hari Belanja Online Nasional 2024 (Harbolnas) yang mana mencatatkan nilai operasi hingga Rp31,2 triliun selama masa penyelenggaraannya, yakni 10-16 Desember tahun lalu.
“Indeks konsumsi masih tinggi, masih relatif baik. Kemudian kemarin pada bulan Desember kita menyebabkan berbagai kegiatan kemudian kelihatannya berbagai acara itu dibandingkan tahun lalu terjadi peningkatan, yaitu kita mengupayakan dengan Hari Belanja Online Nasional itu juga responsnya positif,” ungkap dia.