CIPTAWARTA.COM – Tuntutan China kepada Amerika Serikat (AS) terkait senjata nuklir kembali diperbarui. Beijing menuntut Washington untuk mengambil langkah serius dalam mengurangi persenjataan nuklir dan meninggalkan mentalitas Perang Dingin.
Hal ini terjadi setelah AS merevisi strategi perang nuklirnya dan memfokuskan pada China. “China menentang keras tindakan AS yang memperluas persenjataan nuklir dan mengabaikan tanggung jawab untuk pelucutan senjata nuklir dengan alasan ‘ancaman nuklir China’ yang tidak berdasar,” ungkap juru bicara Kementerian Pertahanan China, Wu Qian, dalam konferensi pers bulanan pada Kamis (30/8/2024).
Dua pejabat senior pemerintahan Presiden AS Joe Biden baru-baru ini menyebut dokumen yang direvisi berjudul “Nuclear Employment Guidance”. Dokumen ini diperbarui setiap empat tahun dan terakhir diubah pada bulan Maret dengan otorisasi dari Presiden Biden, seperti yang dilaporkan oleh The New York Times.
Pakar strategi nuklir dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Vipin Narang, yang sebelumnya bertugas di Pentagon, menyebut bahwa Biden telah memperbarui dokumen tersebut untuk mengantisipasi beberapa musuh bersenjata nuklir, terutama China yang meningkatkan jumlah dan variasi persediaan senjata nuklirnya.
Direktur senior Dewan Keamanan Nasional AS untuk Pengendalian Senjata dan Nonproliferasi, Pranay Vaddi, juga mengonfirmasi rencana baru tersebut dan menegaskan bahwa AS harus mampu melawan China, Rusia, dan Korea Utara secara bersamaan. Vaddi sebelumnya telah memperingatkan bahwa ketiga negara tersebut sedang memperluas dan mendiversifikasi persenjataan nuklir mereka dengan sangat cepat.
Sementara itu, Wu menekankan bahwa China hanya mempertahankan kekuatan nuklir yang diperlukan untuk keamanan nasional dan menjunjukkan bahwa China tidak akan menggunakan senjata nuklir terlebih dahulu. Di sisi lain, AS memiliki persediaan nuklir terbesar di dunia dan memungkinkan serangan pertama, seperti yang dilaporkan oleh Newsweek pada Jumat (30/8/2024).