CIPTAWARTA.COM – Perseteruan antara Pangeran Harry dan Donald Trump yang terus berlangsung hingga saat ini menjadi perhatian publik. Hubungan keduanya pun masih menjadi sorotan media dalam beberapa waktu terakhir ini.
Terlebih lagi, kemenangan Trump dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) AS yang mengalahkan Kamala Harris, membuat nasib Pangeran Harry yang tinggal di AS menjadi semakin tidak pasti.
Hubungan tegang antara Harry dan Trump bermula saat istri Harry, Meghan Markle, tampil di acara The Nightly Show bersama Larry Wilmore pada tahun 2016. Saat itu, Meghan menyebut Trump sebagai sosok yang memecah belah dan misoginis. Trump sendiri menanggapi hal tersebut pada tahun 2019, sebelum kunjungan kenegaraannya ke Inggris.
Dalam wawancara dengan Piers Morgan, Trump mengatakan bahwa menurutnya Meghan adalah sosok yang “sangat baik”, meskipun awalnya ia menganggapnya sebagai sosok yang “jahat”.
Namun, kini dengan kembalinya Trump ke Gedung Putih, Harry dan Meghan harus menghadapi babak yang lebih rumit dalam kehidupan mereka di California, AS. Trump, yang berhasil memenangkan suara di negara-negara bagian penting seperti North Carolina, Georgia, Pennsylvania, Wisconsin, dan Michigan, memiliki kekuatan untuk memengaruhi masalah visa yang diperlukan oleh sang pangeran.
Dilansir dari Hindustan Times, mantan presiden AS tersebut tidak tinggal diam mengenai status penduduk tetap Pangeran Harry yang berusia 40 tahun di AS. Terutama setelah terungkap dalam memoar Harry yang berjudul “Spare” tentang penggunaan narkoba di masa lalunya.
Trump bahkan mengatakan awal tahun ini bahwa pemerintahan Joe Biden terlalu baik hati terhadap putra bungsu Raja Charles III dan mendiang Putri Diana yang telah menetap di California bersama Meghan sejak tahun 2020.