CIPTAWARTA.COM – BEIJING – Insiden serangan pisau yang terjadi di beberapa provinsi China seperti Guangdong, Zhejiang, dan Jiangsu selama bulan November telah menimbulkan korban jiwa dan luka. Menurut laporan Radio Free Asia, China juga telah mengalami tiga insiden penikaman besar sepanjang bulan Oktober, termasuk di sekolah dasar nomor tiga Beijing, pusat olahraga Zhuhai, dan Institut Seni dan Teknologi Wuxi. Meskipun Partai Komunis China (CCP) berusaha untuk menegaskan bahwa China adalah negara yang aman, pemberitaan tentang insiden ini tetap tersebar luas.
Pemberitaan tentang insiden penikaman ini menunjukkan bahwa kontrol CCP terhadap pemberitaan semakin lemah, terutama yang dianggap dapat merusak citra stabilitas China. Selain rentetan penikaman, krisis gaji di kalangan pegawai negeri sipil (PNS) China juga menjadi perhatian belakangan ini. Menurut The Hong Kong Post, para PNS di China melaporkan adanya penundaan dan pemotongan gaji.
Pada 16 Oktober, sebuah artikel yang diterbitkan di akun publik WeChat Longyandayuan memperlihatkan percakapan dengan seorang warga Nanjing yang mengeluhkan tentang ketidakstabilan keuangan setempat. Warga tersebut menjelaskan bahwa tahun lalu, pemerintah daerah menjamin gaji PNS selama 6 bulan, meskipun target awalnya adalah 8 bulan. Namun, tahun ini targetnya diturunkan menjadi hanya 3 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa banyak pemerintah daerah yang berjuang untuk memastikan pembayaran gaji hanya untuk 3 bulan ke depan.
Krisis fiskal ini juga memengaruhi PNS dan karyawan lembaga publik di beberapa daerah di Nanjing yang tidak dibayar selama berbulan-bulan. Meskipun pemerintah telah memaksa pinjaman antardistrik untuk menutupi upah yang tertunggak, masalah ini belum sepenuhnya teratasi dan masih belum ada solusi untuk pendanaan di masa depan.